Sumber : wkipedia.org
India Selatan Era modern (Golden Age) |
---|
Sathya Sai Baba |
Nama: | Sathya Sai Baba |
---|
Lahir: | 23 November 1926 |
---|
Aliran/tradisi: | Kasih Universal |
---|
Minat utama: | agama, etika, pelayanan,spiritualitas |
---|
Gagasan penting: | dialog antar iman, cinta kasih bagi segala makhluk, ahimsa |
---|
Mempengaruhi: | Isaac Tigrett, Narayana Kasturi,Abdul Kalam, Atal Bihari Vajpayee,Manmohan Singh, T. N. Seshan,Sushilkumar Shinde, Dana Gillespie,Arnold Schulman, Anand Krishna,Bill Aitken, Vladimir Antonov, Joan Brown, Alice Coltrane, Benjamin Creme, Maynard Ferguson, Peter Pruzan, Girija Prasad Koirala |
---|
Sathya Sai Baba (Telugu: సత్à°¯ à°¸ాà°¯ి à°¬ాà°¬ా), lahir dengan nama Sathyanarayana Raju pada 23 November 1926,[1][2]—- dengan nama keluarga "Ratnakara", ia adalah seorang Guru, orang yang mengabdikan hidupnya untuk perbaikan kemanusiaan, orator, pencipta lagu/puisi dan filsuf India Selatan yang sering digambarkan sebagai orang suci. Sai Baba mengatakan tidak pernah membuat agama, ia mengajarkan bahwa semua agama itu sama dan ia tidak suka akan orang yang berpindah agama. Sai Baba berkata;"There is only one religion, the religion of love, there is only one language, the language of the heart, there is only one caste, the caste of humanity, there is only one God, He is omnipresent"[3] Ia merupakan reinkarnasi Sai Baba dari Shirdi.
Kisah hidup
Perihal Kelahiran
Nama kecil Sathyanarayana Raju, lahir dari Ibu Eswaramma dengan nama keluarga "Ratnakaram"[4] dari keturunan Bharadwaja Rsi Ghotra di desa terpencil Puttaparthi, Andhra Pradesh, India.[5] Ayahnya bernama Pedda Venkama Raju.[6]
Ia lahir tanpa melalui proses pembuahan biologis biasa.[7] Easwaramma menceritakan, "Saya telah bermimpi tentang Dewa Sathya Narayana dan Dia mengingatkan saya bahwa saya tidak boleh takut jika sesuatu terjadi kepada saya melalui Kehendak Tuhan. Pagi itu ketika saya masih menimba air di sumur, cahaya biru berbentuk bola besar datang bergulir ke arah saya dan saya terjatuh pingsan. Saya merasa cahaya itu meluncur ke dalam diri saya".[8]Disebabkan peristiwa tersebut Eswaramma kemudian mulai mengandung bayi yang dikemudian hari dikenal sebagai Sathya Sai Baba. Easwaramma tidak menceritakan kejadian tersebut kepada siapapun kecuali pada Ibu mertuanya, tetapi ia menyuruhnya untuk menyimpan cerita tersebut. [9]
Narayana Kasturi, dalam biografi Sathya Sai Baba, mengatakan bahwa selama Easwaramma mengandung, di tengah malam dan kadang-kadang pada pagi hari, tambura berirama dengan merdunya dan Maddala (drum) pelan berdetak sendirinya, seolah-olah mereka berada di tangan ahli musik.[10]
Pada hari Senin 23 November 1926, di pagi hari angin berhembus dan lonceng-lonceng di kuil berdentang, Sathya Narayana pun lahir. Di tempat yang berbeda, pada 24 November 1926, yogi Sri Aurobindo bangun dari meditasinya dan mengumumkan bahwa;[11] Sri Krishna telah turun ke dunia dalam wujud fisik.[12] Aurobindo memecah keheningan yang berkepanjangan hanya untuk menyatakan bahwa Tuhan telah menjelma pada hari sebelumnya. Setelah membuat pernyataan penting ini, dia kembali pada keheningannya."[13]Banyak orang merasa bahwa Sri Aurobindo mengumumkan tanda kemunculan Avatar Sathya Sai Baba".[14][15]
Tanda Keilahian
Bayi itu tidak menangis ketika ia dilahirkan. Easwaramma terkejut karena bayinya mulai tersenyum. Semua orang heran melihat bayi yang baru lahir tersebut tersenyum.[16] Bayi itu memiliki tahi lalat di pipi sebelah kiri dan di dadanya. Di telepak kakinya terdapat tanda berupa gambar Sangka dan Chakra.[17]
Lakshmamma, Ibu mertua Easwaramma, dengan lembut meletakkan bayi yang baru lahir tersebut di atas daun-daun palma, di sudut ruang persalinan sesuai dengan tradisi yang ada. Sesaat kemudian, ia melihat gerakan perlahan di kain sprei bayi. Hal yang membuatnya sangat terkejut adalah ketika mengangkat bayi mungilnya, ia melihat seekor ular kobra menyediakan dirinya sebagai tempat tidur si bayi tanpa melukainya.[18][19] Ular tersebut seolah-olah mengambil peran sebagai Adishesha, ular tempat dimana Sri Vishnu berbaring. [20]
Pada saat upacara Namakaranam (upacara pemberian nama), bayi itu diberi nama Sathyanarayana. Saat nama itu dibisikkan ditelinga si bayi, bayi itu tersenyum seolah-olah memberikan tanda setuju dengan nama tersebut.[21] "Sathya" adalah kata dalam bahasa Sansekerta berarti Kebenaran dan "Narayana" adalah nama untuk Sri Vishnu [22]
Ibu Easwaramma merawat anaknya dengan cinta dan perhatian. Hari-hari berlalu dan bayi itu tumbuh menjadi anak laki-laki.[23] Anak itu benar-benar menolak makanan non-vegetarian. Dia bahkan tidak akan mengunjungi rumah-rumah di mana makanan non-vegetarian dimasak. Dia terus menjauh dari tempat-tempat di mana babi, domba, sapi, atau unggas yang dibunuh atau disiksa, di mana ikan-ikan dijebak atau ditangkap. [24]
Ibu Easwaramma memiliki tetangga yang bernama Ibu Karnam Subbamma. Ia tidak memiliki keturunan dan sangat menyayangi Sathyanarayana. Suatu hari, diam-diam Subbama menyuapkan makanan kepada Sathyanarayana kecil dari jendela. Hal itu membuat Subbamma terkejut karena saat melihat Sathyanarayana membuka mulut, Subbamma melihat alam semesta tedapat di dalam mulut kecil Sathyanarayana. Subbamma terkejut dan mengalami kebahagiaan rohani karena melihat kejadian tersebut.[25] Kejadian itu mirip dengan kisah masa kecil dari Avatar Sri Krishna yang ditulis dalam kitab Bhagavata Purana. Diceritakan kakak-Nya Krishna, Balarama, menuduh Krishna memakan tanah, Ibu Yashoda kemudian memaksa Krishna untuk membuka mulut-Nya. Ibu Yashoda terkejut karena melihat alam semesta berada dalam mulut Sri Krishna.
Hal serupa juga terjadi pada masa kecil Sai Baba dari Shirdi, dimana seorang anak bermain kelereng dengan Shirdi Baba kecil. Shirdi Baba kecil terus menang. Karena anak itu kehabisan kelereng, anak itu mengambil batu Saligram[26] emas (yang bentuknya mirip kelereng) di altar rumahnya. Shirdi Baba menang lagi dan ia mengambilnya. Anak itu marah dan meminta agar Baba mengembalikannya. Tetapi Shirdi Baba tidak mau karena ia sudah memenangkannya. Sadar batu saligram untuk acara ritual ibadah hilang, Ibu pemilik batu saligram itu menanyakan hal tersebut pada anaknya. Mendengar batu saligramnya diambil oleh Shirdi Baba kecil, Ibu tersebut mencari lalu menarik telinga Shirdi Baba kecil agar mengembalikan batu saligram tersebut. Tetapi Shirdi Baba kecil malah menelannya. Ibu itu kemudian memaksa Shirdi Baba kecil agar membuka mulut. Dengan lugunya ia membuka mulut. Ibu itu terkejut melihat alam semesta berada di mulut Shirdi Baba.[27]
Pada bulan Mei 1940, saat berumur 14 tahun, Sathyanarayana (nama kecil Sathya Sai Baba) menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi dari seorang mistikus sufi; Sai Baba dari Shirdi dan kemudian Sathyanarayana mengambil nama Sai Baba. Sejak saat itu, banyak orang yang datang untuk menantang klaimnya sebagai reinkarnasi Sai Baba dari Shirdi. Anggota keluarga dan tetangga juga tidak yakin. Mereka mendekati Sathya Sai Baba muda dan berkata, "Jika kamu adalah Sai Baba dari Shirdi, beri kami beberapa bukti. “Beri aku bunga melati itu," kata Sathya muda. Setelah menerima bunga melati tersebut, ia melemparkannya ke lantai. Bunga-bunga, menurut mereka yang hadir, secara ajaib mengatur diri mereka sebagai membentuk kata “Sai Baba” dalam huruf Telugu.[28][29][30] Sejak saat itulah ia berhenti bersekolah dan memulai menjalankan misinya.
Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Sathya Sai Baba; apakah kamu Tuhan? Sathya Sai Baba menjawab; “Ya, Aku Tuhan dan kalian juga Tuhan. Perbedaanya antara Aku dan kalian dimana Aku menyadarinya, sedangkan kalian tidak”[31]
Arti Nama Sai Baba
Suatu hari pada tanggal 9 juni 1974 Sathya Sai Baba pernah berwacana kepada pengikutnya di Brindavan tentang makna dari namanya. Sathya Sai Baba mengatakan: “Sa berarti 'Tuhan', Ai atau Ayi berarti 'Ibu' dan Baba berarti Bapa. Nama tersebut menunjukkan Ibu dan Bapa Ilahi, sama seperti Saambasiva, yang juga berarti Ibu dan Bapa Ilahi”[32]
Misi dan Tujuan Kedatangan
Berbicara mengenai misi, Sathya Sai Baba mendeklarasikan bahwa :
“ | Aku datang bukan untuk mengganggu atau menghancurkan keyakinan apapun, tetapi untuk menguatkan keyakinan mereka, sehingga seorang Kristen menjadi seorang Kristen yang lebih baik, seorang Muslim menjadi seorang Muslim yang lebih baik, seorang Hindu menjadi seorang Hindu yang lebih baik dan seorang Buddhis menjadi seorang Buddhis yang lebih baik. | ” |
Sathya Sai Baba mengatakan datang untuk membimbing umat manusia menegakkan nilai-nilai universal semua agama yaitu Sathya (Kebenaran), Dharma (Tindakan yang Benar), Shanti (Kedamaian), Prema (Cinta Kasih), dan Ahimsa (Tanpa Kekerasan).[33]
Dalam sebuah kunjungan di Nairobi (Kenya, Afrika Timur), Sathya Sai Baba menyatakan:
“ | Aku datang untuk menyalakan pelita Cinta dalam hatimu, untuk melihat pelita itu bersinar dari hari ke hari dengan menambahkan minyak. Aku datang bukan atas nama suatu agama yang eksklusif. Aku tidak datang untuk misi publisitas untuk sebuah sekte atau kepercayaan, juga Aku tidak datang untuk mengumpulkan pengikut untuk sebuah doktrin. Aku tidak punya rencana untuk menarik murid-murid atau pengikut. Aku datang untuk memberitahu anda tentang hal kesatuan iman, prinsip spiritual, jalur Cinta, kebajikan Cinta, tugas Cinta, kewajiban Cinta. [34] | ” |
Lebih lanjut Sathya Sai pada tanggal 23 November 1968 menjelaskan:
“ | “Untuk melindungi yang saleh, untuk menghancurkan orang-orang yang lalim dan untuk menegakkan kebenaran pada pijakan yang kokoh, aku menjelma dari zaman ke zaman. Setiap kali asanthi, atau ketidakharmonisan menguasai dunia, Tuhan akan menjelma dalam bentuk manusia untuk menetapkan jalan menuju Prashanthi, atau Kedamaian dan untuk mendidik kembali masyarakat manusia di jalan kedamaian. Pada saat ini, konflik dan perselisihan telah merampok perdamaian dan persatuan keluarga, sekolah, masyarakat, agama, kota-kota dan negara. Kedatangan Tuhan ditunggu dengan cemasnya oleh orang-orang kudus dan orang bijak. Para Sadhu (orang-orang kudus) berdoa dan Aku datang. Tugas utama-Ku melindungi Veda (kitab suci) dan melindungi umat yang taat.” [35] | ” |
[sunting]Perihal Ajaran
Menurut situs resmi mereka, ajaran Sathya Sai Baba terdiri dari lima nilai-nilai kemanusiaan yang mana para pengikutnya biasa menyebutnya dengan “Panca Pilar”, antara lain:
• Cinta Kasih: kepedulian, kasih sayang, memaafkan, antusiasme, pengabdian.
• Kedamaian: kepuasan, kerendahan hati, kesabaran, kepercayaan diri, menghargai diri sendiri.
• Kebenaran: kejujuran, integritas, optimisme.
• Tanpa Kekerasan: kelembutan, pertimbangan, kerjasama, kesetaraan antar manusia, menghormati budaya.
• Perilaku yang benar: rasa syukur, ketekunan, tekad, tanggung jawab, pengorbanan, keberanian, kewajiban, dan etika. [36]
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan:
Ajaran mereka juga menekankan pada persaudaraan antar umat manusia dan Keesaan Tuhan. Dalam buku Sathya Sai Speaks, Sathya Sai Baba mengatakan:
“Hanya ada satu Tuhan, Ia yang berada dimana-mana
Hanya ada satu Agama, Agama Cinta Kasih
Hanya ada satu Kasta, Kasta Kemanusiaan
Hanya ada satu Bahasa, Bahasa Hati” [37]
Menurut pendapat Prof. Zeba Bashiruddin yang meneliti perkembangan ajaran Sathya Sai Baba di India dan menulis tesis berjudul “Sai Baba and Sufism“, dalam tesisnya ia menulis:
“ | "They loved Him and He loved them" says a line in the Qur’an. This is essence of Sufism. There are many similarities between what Baba has expounded and Sufism teaches [38]........ In Indian tradition it is called Bhakti Marga. "Baba has also proclaimed that "offering of total love is Bhakti."(Discourse-11.10.1998.) In Islam it is known as Sufism. [39] | ” |
Kepada para bhaktanya, Sathya Sai Baba juga menyarankan untuk mempraktikkan sadhana (latihan spiritual) dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyebut Nama Tuhan,menyanyikan lagu kebhaktian, meditasi (meditasi cahaya dan penyelidikan ke dalam batin), berdoa dan pelayanan.
Gerakan Organisasi
Menurut situs resmi organisasi Sai, diperkirakan terdapat 1,200 Center Sathya Sai Baba yang tersebar 114 negara, termasuk Amerika, Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada,Thailand, Malaysia, Indonesia dan berpusat di India.[40]
Kegiatan Pelayanan
Sri Sathya Sai Super Specialty Hospital, Whitefield, Karnataka, India
Pelayanan merupakan salah satu inti pokok ajaran Organisasi Sai. Menurut buku pegangan organisasi mereka yang berjudul “Guidlines to Active Workers of Sathya Sai Seva Organisations Sathya Sai” disebutkan; “Pelayanan kepada manusia adalah pelayanan kepadaTuhan”[41].
Pusat Organisasi Sai Amerika melaporkan, Organisasi Sai melakukan kegiatan kemanusiaan dengan mengadakan pengobatan gratis, memberi makan, menyediakan keperluan untuk orang miskin, menyediakan pendidikan dan kesehatan dengan didukung ribuan relawan mereka. [42]
Pada tahun 1977 di India dibuka “The Sri Sathya Sai General Hospital” di Whitefield, Bangalore, yang menyediakan operasi yang kompleks, makanan dan obat-obatan bebas biaya. Rumah sakit itu telah merawat lebih dari 2 juta pasien. [43] Sri Sathya Sai Central Trust mendirikan beberapa rumah sakit umum, dua rumah sakit khusus, rumah sakit mata, apotik dan menyelenggarakan kamp medis di pedesaan dan daerah kumuh di India.[44] Bidang kemanusiaan mereka yang lainnya adalah proyek distribusi air. Salah satu proyek selesai pada tahun 1996 yang memasok air untuk 1,2 juta orang di sekitar 750 desa di rawan kekeringan di distrik Anantapur, Andhra Pradesh. [45] [46] Proyek air minum kedua selesai pada tahun 2004, yang memasok air untuk Chennai dengan membangun kembali jalur air yang diberi nama "Sathya Sai Gangga Canal".[47] Proyek-proyek air lainnya meliputi proyek air di distrik Medak yang membantu 450.000 orang di 179 desa dan di distrik Mahbubnagar yang membantu 350.000 orang di 141 desa. [48]
Selain di bidang kesehatan dan instalasi air, Organisasi Sai juga bergerak di bidang pendidikan yang mereka namakan “Sathya Sai Baba Educare Programme”. Mereka mendirikan sekolah di seluruh dunia dengan tujuan mendidik anak-anak dengan nilai-nilai kemanusiaan/ budi pekerti. Menurut situs Sai Educare, sekolah Sathya Sai telah didirikan di 33 negara, termasukAustralia, Meksiko, Inggris dan Peru.
Kediaman
Prashanthi Nilayam, Puttaparthi, Andhra Pradesh
Puttaparthi merupakan tempat Sathya Sai Baba dilahirkan dan tinggal sampai sekarang, awalnya hanyalah sebuah desa kecil. Di sini sekarang terdapat sebuah kompleks universitas yang luas, Chaitanya Jyoti (sebuah museum agama-agama dunia)[50], planetarium, stasiun kereta api, bandar udara, stadion dengan pemandangan ke bukit, gedung administrasi, stadion tertutup, dan lainnya. Politikus tinggi India, seperti mantan Presiden India Dr. A. P. J. Abdul Kalam dan mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee menjadi tamu resmi ashram di Puttaparthi. Pada perayaan ulang tahun Sathya Sai Baba yang ke-80, dilaporkan bahwa lebih dari jutaan orang hadir, dan juga 13.000 delegasi dari India dan 180 negara lainnya.
Sathya Sai Baba menetap di ashram utamanya yang disebut Prashanthi Nilayam (artinya: Kediaman Kedamaian Tertinggi) di Puttaparthi. Prashanti Nilayam merupakan rumah bagi semua agama dunia, banyak festival yang dirayakan disana, diantaranya Guru Poornima, Sri Rama Navami, Buddha Poornima (Waisak), Deepavali, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru Imlek.Pada musim panas, Baba meninggalkan ashram Prashanthi Nilayam ke ashram lain yang disebut "Brindavan" di Kadugodi, Whitefield, di pinggiran kota Bangalore. Terkadang, ia mengunjungi ashram "Sai Shruti" di Kodaikanal.
Perayaan
Idul Fitri (hari raya
Islam) bertepatan dengan Dassera(hari raya
HinduIndia) pada 21 September 2009 di Prashanti Nilayam
Program harian di ashram Sathya Sai Baba biasanya dimulai dengan mengucapkan "OM" dan doa pagi (Suprabatham), lalu diikuti dengan Veda Parayan (pembacaan Weda), nagarasankirtana, bhajan/lagu kebhaktian dengan menyebut Nama-nama Tuhan dari semua agama dan darshan dua kali sehari (kehadiran Sai Baba untuk para bhakta).
Mukjizat dan Kontroversi
Mukjizat adalah bagian dari kehidupan Sathya Sai Baba, dilaporkan banyak mukjizat yang telah dilakukannya seperti menyelamatkan bhaktanya yang terkena musibah, melihat masa depan, menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. Sejak kecil ia juga memiliki kemampuan menciptakan suatu benda dari lambaian tangannya, seperti liontin, cincin, berlian, tasbih, salib, vibhuti (abu suci), yang biasanya ia hadiahkan kepada bhaktanya.
Banyak fisikawan dan mentalis yang berspekulasi atas kemampuannya tersebut. Namun Sathya Sai Baba berkata: “Kemampuanku bukan berasal dari hasil olah tapa tetapi merupakan sifat kosmis seorang Avatar. Hadiah berupa cincin dan liontin adalah ungkapan kasih Swami (Baba). Bukan karena Swami ingin menarik orang kepadanya dengan hadiah. Bila Anda ingin menunjukkan kasih sayang kepada anak Anda, atau jika Anda ingin membuat orang lain bahagia, Anda membuatkanya kemeja sport atau membelikan hadiah, bukankah begitu? Swami juga ingin membawa kebahagiaan dengan cara ini. Terkadang, karunia-karunia ini dibuat untuk alasan tertentu; demi kesehatan bhakta atau Aku memberi seseorang sebuah batu permata sehingga sinarnya terus menerus mempengaruhinya untuk mengikuti jalan yang benar. Sedangkan vibuthi (abu suci) merupakan simbol dari ketidakterikatan dan pelepasan. Pikiran harus menjadi kehilangan hasratnya dan tak terikat seperti abu, yang mana segala sesuatunya terbakar. Ini adalah semacam pikiran murni yang harus dipersembahkan kepada Tuhan.”
Salib Ciptaan Sathya Sai untuk John Hislop
Sathya Sai juga merupakan salah satu tokoh kontroversial di jejaring internet, mulai dari isu penyimpangan seksual sampai perwujudan dajjal di akhir jaman. Dikutip dari harian "Times Of India" tanggal 26 Desember 2000, Sathya Sai Baba berkata :
“ | "Yesus Kristus mengalami banyak kesulitan dan disalibkan karena kecemburuan. Banyak orang di sekitar-Nya tidak senang akan kerja yang Ia lakukan dan sejumlah besar pengikut-Nya. Salah seorang murid, Yudas mengkhianatinya ". Lebih lanjut Sathya Sai Baba berkata; "Hari ini ada ribuan orang yang sama seperti Yudas tergoda untuk mengkhianati Yesus. Yudas hari ini juga dibeli untuk berbohong. Kecemburuan adalah motif di balik tuduhan yang ditujukan pada-Nya" | ” |
Dalam kesempatan lain Sathya Sai Baba juga berkata:
“ | "Ajaran-ajaran (Veda) sangatlah sakral. Sekarang orang-orang siap untuk percaya semua yang mereka lihat di televisi dan internet tetapi tidak percaya terhadap deklarasi Veda. Internet adalah seperti keranjang sampah. Ikuti 'inner-net’ bukannya internet.[61] | ” |
Mahasamadhi
Sathya Sai Baba telah menyatakan akan Mahasamadhi (meninggalkan tubuh fisik) di usia 96 pada tahun 2022 Masehi dan delapan tahun kemudian (tahun 2030 Masehi) akan berinkarnasi kembali sebagai Prema Sai Baba.[62] Menurutnya, Prema Sai Baba akan lahir di Karnataka, di sebuah tempat antara Bangalore dan kota Mysore, India.[63][64] Untuk mengisi jabatan kepala Organisasi Sathya Sai selama masa ketidakhadiran Sathya Sai Baba secara fisik di dunia dalam rentang 8 tahun (2022-2030 ), Swami Nalin yang mana merupakan reinkarnasi dari Swami Vivekananda akan menjabat sebagai kepala Organisasi Sathya Sai.